31/08/09

CEGAH DINI GAGAL GINJAL

CEGAH DINI GAGAL GINJAL

Potensi gagal ginjal cenderung meningkat. Namun pergerakan menuju ke gagal ginjal dapat ditunda, bahkan dihambat. Caranya, dengan mengontrol factor-faktor yang berperanan dalam progresi penyakit ginjal kronik (PGK).

Menurut Prof Dr dr Syakib Bakri, Sp PD-KGH, berbagai macam faktor diketahui mempengaruhi progresi penyakit gagal kronik (PGK) tahap awal menjadi gagal ginjal. Dan intervensi terhadap faktor-faktornya itu akan efektif bila dilakukan sedini mungkin. ”Dengan mengontrol faktor-faktor ini, kita dapat memperlambat bahkan pada beberapa keadaan dapat menghentikan progresi ke arah gagal ginjal,” ujarnya.

Di seluruh dunia tahun 1996, diperkirakan sekitar 1 juta orang penderita PGK menjalani pengobatan pengganti ginjal, hemodialisis atau cuci darah dan dialisis peritoneal atau trasplantasi. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta orang pada tahun 2010. Dari jumlah ini, 70 persen berada di negara-negara yang secara sosial ekonomi telah maju dan mempunyai program asuaransi kesehatan yang mencakup hampir seluruh masyarakatnya.

”Gagal ginjal saat ini merupakan masalah kesehatan yang penting mengingat selaian insiden dan prevalensinya yang semakin meningkat, juga pengobatan pengganti ginjal yang harus dijalani oleh penderita gagal ginjal merupakan yang sangat mahal”, kata Prof. Syakib.

Penderita gagal ginjal, tambahnya, membutuhkan hemodialisis atau cuci darah 8-12 kali sebulan dengan biaya sebesar Rp. 600.000 sekali hemodialisis, atau Rp 5-7 juta sebulan atau Rp. 60-80 juta setahun. Biaya ini masih harus ditambah lagi dengan biaya obat-obatan disamping hilangya produktivitas penderita. Jelas hal ini sangatlah mahal

Mencegah ke arah itu, adalah dengan mengontrol faktor-faktor seperti hipertensi, proteinuri (peningkatan ekskresi protein dalam urin), pengaruh angiotensin-II, hiperglikemi (peningkatan kadar gula darah), peningkatan asupan protein, dislipidemia, merokok, dan pemakaian obat-obat yang bersifat nefrotoksik.

Bersifat Tunggal Atau Ganda

Dalam istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di bagian mna saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine.

Batu ginjal bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-batu tinggal dalam pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jaringan ginjal. Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengakibatkan obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan. Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi berulang-ulang.

Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria (berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.

Walaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obstruksi merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi uter secara otomatis.

Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar biasa merupakan puncak dari kesakitan. Apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya.

Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urine bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine.

Bagaimanakah diagnosisnya? Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kemudian melakukan tes sebagai berikut:

  1. Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya batu ginjal.
  2. Ultrasound ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang frekuensi tinggi akan mendeteksi obstruksi dan perubahannya.
  3. Pemberian intravena zat pewarna dan scan memberi konfirmasi diagnosis dan menentuka ukuran dan lokasi batu ginjal.
  4. Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya.
  5. Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar